Give more,
earn more. Aku sepakat dengan kalimat itu. Jika kita memberi banyak (dalam
artian menjadi manfaat untuk orang lain), kitapun akan menerima balasan yang
setimpal. Tak ada yang salah dengan memberi. Justru sangat dianjurkan untuk
saling memberi. Berbagi kebaikan. Salah satunya berdonasi, baik berupa uang ataupun
tenaga (menjadi relawan). Aku seorang relawan, tapi tak jarang aku pun
berdonasi berupa uang. Namun, yang baru saja aku alami ini membuat aku untuk
lebih berhati-hati dengan program donasi yang banyak dilakukan dimana-mana saat
ini.
Sebutlah minimarket Indomaret yang berada di dekat
kantorku (Jalan Tikukur). Saat itu, aku membeli es krim dan seperti biasanya
tidak pernah meminta kantong plastik untuk membawa jajanan saat itu. Aku
termasuk yang jarang sekali yang melihat struk setelah berbelanja. Namun, saat
itu aku melihat struknya. Ada dua hal yang membuatku kaget: 1. Menolak kantong
plastik, tetapi tetap tercetak bahwa ada kantong plastik yang keluar, dan (ini
yang lebih mengagetkan) 2. Ada biaya untuk donasi UNICEF yang langsung ditarik,
bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Struk Indomaret yang aku terima |
Setahuku, donasi itu harus ikhlas dari donaturnya,
bukan tiba-tiba ditagih tanpa sepengetahuan donaturnya. Ini sih bukan donasi
namanya. Nodong tanpa sepengetahuan konsumen. Bahaya banget. Bayangkan, kalo
ada 100 orang per hari (kayaknya sih lebih!) mendonasikan Rp100,- dikalikan
8000 toko yang ada di seluruh Indonesia, dalam sehari Indomaret bisa
mengumpulkan Rp80.000.000,- dalam sehari untuk UNICEF! Bayangkan dalam sebulan!
Gila….subhanallah banget donasi yang terkumpul untuk program UNICEF ini. Eitss….
Tapi tunggu, apakah bener semua konsumen Indomaret tahu program ini dan
mendapatkan informasi sebelum menarik Rp100,- untuk donasi? Belum tentu, ya aku
ini korbannya.
Akupun karena kesal dan penasaran dengan apa reaksi
Indomaret tentang ini, akhirnya aku posting
foto struk di atas dan mention @Indomaret dengan caption “Jajan kemarin di Indomaret , udah nolak pake kantong
plastik tp tetep ditulis. Yg lebih aneh adalah DONASI UNICEF YANG GA BILANG
DULU.”
Eh, ternyata langsung direspons oleh Indomaret
lewat akun @KontakIndomaret seperti berikut.
Respons Indomaret melalui Twitter |
Ini bukan perkara uang dikembalikan, tetapi perkara
jujur untuk donasi, terlebih lagi ini program sosial. Aku ini pekerja sosial,
organisasiku butuh dana dari donator, tetapi tidak begini juga. Ada cara-cara
yang lebih baik lagi. Namun, respons Indomaret terhadap komentasku ini cukup
bijak. Semoga ke depannya tidak begini lagi. Kalau suatu perusahaan tidak
mengerti konsumennya, lama kelamaan mereka akan ditinggal konsumen. Untuk
UNICEF pun perlu untuk dilakukan pengontrolan terhadap donasi yang didapat.
Terlebih lagi, donasi yang disebut oleh UNICEF di
website adalah uang kembalian konsumen.
Respons Indomaret terhadap pengaduan konsumen terkait donasi |
Intermezzo dari minimarket lain, sebut saja
Alfamart di daerah Jalan Braga ini. Selain memiliki tanda “Stop Kantong Plastik”,
tidak ada tulisan kantong plastik yang dikeluarkan pada struk dan donasi.
Tanda informasi untuk konsumen dalam mengurangi penggunaan kantong plastik |
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan!