Monday, 2 September 2013

Menggerakkan Perubahan Sosial dengan Berjejaring

Pada awal bulan ini, saya mendapatkan satu buah surat elektronik dari teman saya. Dalam surat elektronik itu menginformasikan adanya pertemuan antar komunitas yang diadakan di Jakarta, tepatnya di daerah Kemang. "Pertemuan yang menarik," batinku berkata saat itu. Meski pada awalnya tidak ada rencana untuk mengunjungi ibu kota pada tanggal tersebut, saya cukup penasaran dengan program yang bernama "Jakarta Youth Network" ini. 

Satu minggu berselang, ternyata saya berjodoh dengan Jakarta Youth Network untuk bertemu muka. Bertepatan dengan adanya program Drive Books, Not Cars di Car Free Day Sudirman, dimana saya mewakili Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik untuk hadir (bersama Tiza Mafira juga), akhirnya saya juga berencana untuk menghadiri pertemuan Jakarta Youth Meeting tersebut. 

Menurut United Nations usia kategori pemuda adalah 18-24 tahun, tapi menurut pemerintah Indonesia kategori pemuda adalah usia 18-30 tahun. Berdasarkan pengalaman, kebanyakan pegiat komunitas di Jakarta mengacu kepada kategori yang ditetapkan United Nations, entah apa alasannya, yang jelas saya sebagai deadliners usia pemuda memanfaatkan kesempatan ini untuk menyebarluaskan apa yang saya kerjakan saat ini, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Hari dimana Drive Books dan Jakarta Youth Network tiba. Minggu, 7 Juli 2013. Setelah selesai berkegiatan dan bertemu banyak orang yang menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi (dan ini membuat saya melatih kepekaan saya dalam menangkap pesan dalam bahasa lain), saya dan teman saya yang juga pegiat komunitas di Jakarta bergegas menuju salah satu lokasi di Kemang Raya, namanya Teras Kita, yang kemudian saya ketahui merupakan kantor dari Change.org dan juga co-working space.

Bisa dibilang, saya cukup senior (teman saya jauh lebih senior) dari segi umur. Namun, pengalaman sepertinya tidak jauh berbeda. Dan saya selalu memiliki semangat berlebih ketika berkumpul dalam suatu tempat dengan pemuda-pemuda yang memiliki semangat perubahan. Lebih jauh bercerita, Jakarta Youth Network ini sudah diadakan sejak tahun 2011 dan merupakan pertemuan tahunan yang diadakan satu tahun sekali atau dua tahun sekali. Penggagasnya sendiri adalah Aliansi Remaja Independen. Programnya adalah memetakan program-program yang dilakukan komunitas-komunitas yang hadir pada tahun berjalan dan memunculkan potensi kolaborasi diantara komunitas melalui program yang dipetakan. 

Sebelum memetakan program, kita disuguhi sesi berbagi yang bertemakan "Social media and social change". Pematerinya adalah orang yang saya kenal lewat jejaring sosial WhatsApp, karena kita sama-sama berada di Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, yaitu Usman Hamid, founder Change.org, sebuah platform petisi online. 

Mas Usman mengutarakan bahwa dalam social media harus memunculkan kekuatan gerakan dalam bentuk cerita, gambar, atau konten yang diangkat. Bisa jadi dengan suatu aksi simbolik untuk menegaskan pesan yang disampaikan. Penggunaan social media juga harus memunculkan emosi (the network of outreach and hope). Beliau bercerita mengenai Change.org yang mengedepankan fungsi crisis dan opportunity, yang tujuannya untuk mendorong perubahan. Terdapat empat elemen dalam social media yang harus diperkuat, yaitu informasi, partisipasi, desentralisasi isu, dan tuntutan. Dimana pada penggunaannya, social media bisa lebih kuat dalam menyebarluaskan isu melalui partisipasi publik ketimbang gerakan yang bersifat konvensional. Change.org memfasilitasi suatu perubahan sosial langsung menuju target dalam bentuk petisi. Tidak semua petisi bisa dimasukkan di Change.org. Hanya petisi yang berpotensi menjadi inspirasilah yang akan digerakkan melalui Change.org

Beliau menambahkan bahwa sesungguhnya media bisa menghubungkan masyarakat urban dan masyarakat rural. Sehingga alur informasi sama rata diterima oleh masyarakat. Meski demikian, penggunaan social media bisa menimbulkan konflik. Salah satunya yang sempat ramai adalah #IndonesiaTanpaFPI dan #IndonesiaTanpaJIL. 

Setelah sesi berbagi ini, komunitas yang hadir difasilitasi untuk menuliskan program-program yang berpotensi kolaborasi melalui Jakarta Youth Network. Sayangnya, saya tidak bisa mengikuti proses ini sampai akhir, tetapi saya sudah menuliskan potensi kolaborasi melalui program Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Now, I'm looking forward to see another good news form this network! (RN)

No comments: