Monday, 2 September 2013

QITEP in Science - The story left behind : How to persuade public indeveloping environmental awareness

Minggu lalu, Kota Bandung menjadi host salah satu pelatihan guru sekolah lanjutan untuk lingkungan hidup se-Asia Tenggara. Bandung, sudah dikenal sebagai host gelaran internasional sejak Konperensi Asia Afrika tahun 1955 silam, dan saya saat masih menjadi mahasiswa pun pernah mengadakan konferensi tingkat internasional pula pada tahun 2010 dan 2011 menjadi salah satu peserta konferensi internasional dari United Nations. Ya, Bandung memiliki daya tarik sendiri yang membuat wisatawan asing datang dan sulit dijabarkan dengan kata-kata apa daya tariknya itu. Banyak pokoknya. 

Saya akan bercerita mengenai pelatihan tingkat se-Asia Tenggara yang saya ikuti minggu lalu, dimana sebelumnya saya menjadi salah satu trainer untuk materi pengelolaan sampah (pertama kalinya dibawakan dalam bahasa Inggris!). Namun, kali ini saya diberi kesempatan untuk menjadi peserta pasif dan mengikuti materi yang diberikan. Posisi saya pada pelatihan ini adalah utusan YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi) yang menjadi salah satu pemateri dalam pelatihan ini. Empunya pelatihan sendiri adalah SEAMEO-QITEP in Science. 

Dari sepuluh hari total pelatihan, saya mengikuti dua hari saja. Tanggal 26 Agustus sebagai trainer zero waste lifestyle dan tanggal 29 Agustus sebagai peserta pasif dengan materi "How to persuade public", yang pada awal seharusnya adalah materi mengenai Green School, tetapi terjadi perubahan agenda. Sehingga peserta melakukan diskusi di dalam Panda Mobile WWF yang sedang melakukan perjalanan di Kota Bandung. Yang akan saya bahas pada kali ini adalah mengenai "How to persuade public in developing environmental awareness" yang dibawakan oleh Dr. I Made Alit Marianna (Head of Educational Quality Assurance Institute, Bali). 


Banyak sekali isu yang menjadi pokok permasalahan di bumi ini, beberapa yang sering muncul adalah ...

-kemiskinan
-akses terhadap pendidikan
-polusi
-kelebihan penggunaan energi tak terbarukan
-kesehatan
-kerusakan lingkungan

Untuk memudahkan peserta dalam memvisualisasikan permasalahan di bumi yang diakibatkan oleh manusia, diputar video yang memperlihatkan bagaimana manusia itu :


-mengubah bentuk bumi dengan tidak baik

-menebang hutan sembarangan
-pemuda yang tidak sehat
-dll

Kemudian diperlihatkan lagi video yang diambil dari actnowsavelater.org #actnow yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi untuk peserta dengan pertanyaan panduan sebagai berikut:
1.Menyebutkan judul yang tepat untuk video tersebut
2.Menyebutkan dua bagian besar dari cerita tersebut yang menjadi pokok permasalahan
3.Mengidentifikasi perilaku manusia yang merusak lingkungan
4.Mengidentifikasi perilaku manusia yang bisa mengurangi dampak perusakan lingkungan
5.Pesan moral yang disampaikan oleh video tersebut

Peserta kemudian mendiskusikan poin-poin diatas, berikut rangkuman hasil diskusi:
1.Judul yang telat menurut pendapat peserta adalah "Pencegahan bencana alam yang diakibatkan oleh perilaku manusia".
2.Dua bagian besar dari cerita dalam video tersebut adalah "bencana alam yang diikuti pencegahan dan tanpa pencegahan".
3.Perilaku manusia yang merusak lingkungan adalah menebang pohon dengan tidak bijak (deforestrasi).
4.Perilaku manusia yang bisa dlakukan untuk mengurangi dampak buruk perusakan lingkungan adalah meningkatkan reforestrasi dan membuat bangunan yang anti bencana.
5.Mengubah paradigma dalam mengelola alam dan mulai melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan.

Dalam mengajak masyarakat peduli terhadap upaya penyelamatan lingkungan, informasi yang disampaikan harus dengan menggunakan bahasa yang menarik. Dimana penyampaian informasi ini harus memperhatikan keharmonisan dari tiga elemen berikut, ide yang dipikirkan dengan matang, penyebaran informasi, dan perilaku yang konsisten dalam upaya penyelamatan lingkungan.

Materi berikutnya disesuaikan dengan latar belakang peserta yang merupakan guru-guru sains di sekolah lanjutan. Oleh karena itu, pengembangan lingkungan hidup di sekolah harus memperhatikan:
Unsur keyakinan, keinginan, dan pemahaman yang dijabarkan dalam action plan penyusunan program untuk menjadi sekolah yang ideal.

Dalam meyakinkan publik dalam kegiatan lingkungan di sekolah, hal-hal berikut harus diperhatikan:
-memformulasikan visi yang tepat untuk keberlanjutan lingkungan hidup.
-menguatkan peran serta komunitas.
-membuat aktivitas-aktivitas yang memunculkan kepedulian publik.
-mengimplementasikan visi dan program ke aktivitas praktis.

Setelah sesi ini berakhir, peserta dan panitia disuguhkan sajian seni dan budaya dari negara masing-masing pada cultural night. Sesi ini merupakan sesi perpisahan informal yang dilakukan sebelum peserta kembali ke negaranya masing-masing. (RN)


No comments: