H-4 jam secara mendadak harus mengisi sesi motivasi!!!
----
Akhir pekan minggu ini gue memutuskan untuk tidak kembali ke Bandung. Gue bantuin programnya temen-temen di LeafPlus. Mereka sedang mengerjakan program Hari Tata Ruang yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (sisa program kabinet sebelumnya). Gue bakal bantuin jadi Kakak Pendamping untuk aktivitas Edu Fun. Penyelenggaraan Hari Tata Ruang ini dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), berpusat di Desa Wisata dan beberapa museum sekitar (eh, sumpah yah pengen deh beberapa hari tinggal di TMII hanya untuk berwisata ke museum yang ada disini!). Oh ya, Hari Tata Ruang ini diikuti oleh siswa-siswi sekolah menengah atas dan sederajat yang telah dipilih di provinsinya masing-masing sebagai Pelopor Penataan Ruang (duh, sedari remaja sudah diarahkan jadi duta #peace) selama 3 hari, dari 7 hingga 8 November 2014 (Hari Tata Ruang sendiri jatuh pada tanggal 8 November).
Well, gue memang mendambakan untuk mengisi akhir pekan jadi relawan lagi (relawan ini mah rada 'naik tingkat' lah, if you know what I mean #hahaha). Semenjak pindah ke Jakarta, gue emang menghabiskan waktu untuk Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, tidur lebih cepat, main Candy Crush (telat banget!), dan kegiatan biasa lainnya. Baru kali ini ada tawaran yang sesuai waktunya dan emang pengen lihat juga seperti apa program yang dilakukan oleh LeafPlus ini. Soalnya menarik menurut gue pekerjaannya LeafPlus ini, agensi komunikasi tapi mengusung isu keberlanjutan.
Kegiatan menjadi Kakak Pendamping ini tidak terlalu sulit, karena sebelumnya sudah pernah mengalaminya di kegiatan terdahulu. Yang paling membuat syok (tapi seneng juga ada panggung keartisan lagi yang bisa dimanfaatkan #hahaha #lol) adalah gue diminta jadi pemberi motivasi di malam hari pada tanggal 8 November kemarin kepada para pelopor itu. Ajegile mau ngomong apa gue....
"Adik-adik, coba perhatikan bapak ibu pemerintah kita yang masih suka 'nilep' tolong digampar aja ya!"
atau
"Adik adik, ngapain sih ikut duta-dutaan kalo ujung-ujungnya cuma pengen dapet duit jalan doank?"
atau
"Kalian malam mingguan ngapain di TMII, serius amat. Jomblo ya?"
But, no. Bukan seperti itu. Gue punya 'panggung' sendiri untuk mengkritisi sesuatu (baca: blog gue!).
Jadi, malam mingguan kemarin gue dan para Pelopor Penataan Ruang menonton film dari PNPM Mandiri berjudul "Berdaya di Kaki Langit Indonesia". Untungnya, gue berinteraksi juga dengan mereka saat Edu Fun. Jadi, paling engga gue sedikit banyak tahu tentang program tahun lalu yang mereka ikuti dan apa sih tujuan mereka mengikuti ini.
Sedari kuliah, kalau ada seminar motivasi, gue mah biasa aja. Keren sih motivator-motivator itu penyampaian pesannya. Keren banget. Paripurna abis dengan suit & tie dan asisten yang bawain laptop. Beda sama gue, da aku mah apa atuh, H-4 jam baru dimintanya juga, jadi belum sempet manggil asisten, #siape #hahaha. Jadi, selagi rehat gue berpikir keras pesan apa yang akan gue angkat. I did my best then.
Gue selalu percaya bahwa motivasi yang baik itu adalah muncul dari dalam diri sendiri. Itu jadi moto hidupku hingga saat ini. Motivator hanya sebagai pengingat aja bahwa kita harus tetap punya tujuan hidup. Pengingat ini bayarannya mahal lho! Jangan samakan gue dengan pengingat itu, karena gue bukan motivator #hahaha. Oleh karena itu, yang gue lakukan malam itu adalah bukan menjadi motivator, tetapi menjadi pembagi, halah, maksudnya, gue sebagai seseorang yang dari kalangan masyarakat yang punya gerakan kolaborasi yang didukung oleh pemerintah dan gue berbagi cerita terkait proses yang gue lalui. Hal ini sesuai dengan pesan dari film tadi.
Gue meminta dua orang pelopor untuk menemani gue di panggung (well, ga ada panggung sih, istilah aja ini mah #hahaha #lol) dan mengajak mereka bercerita tentang apa yang dirasakan setelah menonton film dan bercerita mengenai cita-cita mereka. I was impressed. Seusia mereka dulu, gue bahkan ga berani ngomong depan publik. Mereka berbeda, zaman berkembang, masyarakat masa kini lebih terbuka dan dilengkapi fasilitas yang mumpuni. Meski sebenarnya pada saat film baru setengah diputar, hampir sebagian dari mereka pada kabur, entah tidur atau pacaran sama cinlok-annya #hahaha. Seleksi alam mungkin sedang terjadi.
Ada dua pesan yang aku sampaikan kemarin malam: 1. "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda" - Tan Malaka, dan 2. "A title is nothing without action" - Nadine Zamira.
Pesan pertama gue ambil dari peran mereka sejauh ini yang sudah punya semangat dan pemikiran luar biasa mengenai tata ruang perkotaan. Gila, umur segitu gue dulu nonton telenovela kali! Pesan pertama ini aku hubungkan juga dengan tema Hari Pemuda Internasional tahun ini, "Investing in Young People", kami-kami, kakak pendamping dan pemerintah (khususnya dari Kementerian Pekerjaan Umum) yang sudah lebih berpengalaman harus menginvestasikan ilmu, pengetahuan, kalau bisa fasilitas lainnya (baca: duit) kepada anak muda, salah satunya pada pelopor ini. Mereka adalah generasi yang akan meneruskan cita-cita bangsa setelah kita tiada nantinya. Selain itu, ada satu kutipan yang gue ambil untuk melengkapi pesan pertama ini, "jika kamu mengikuti mimpimu, itu artinya kamu mendengar kata hatimu, dan itu artinya kamu tidak akan salah". Dan itu semua terkait passion.
Pesan kedua aku ambil berdasarkan penyelenggaraan program ini dimana mereka "diangkat" sebagai duta atau pelopor. Itu adalah sebuah gelar yang disematkan kepada mereka. Mengingat tulisan di blog gue terkait gelar-gelar seperti ini, maka gue berpesan kepada mereka untuk melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi orang banyak, karena nanti kita akan dikenal oleh masyarakat luas bukan dari gelar kita, tapi apa yang telah kita berikan kepada masyarakat. Seharusnya, yang punya kutipan ini yang mengisi sesi ini #hehehe #lopyupulnadine
Do what you passionate about. I love sharing, meski h-4 jam tapi gue menikmati ini.
----
"Saya ingin menjadi seorang budayawan dan ahli antropologi. Karena dengan begitu, saya bisa melestarikan budaya di Indonesia.", ucap salah seorang pelopor dengan penuh semangat dan tatapan mata yang ikhlas, yang gue lupa namanya.
No comments:
Post a Comment