Kejadian tiga tahun setelahnya membolak-balikkan fakta yang ada. Saya dipersalahkan lagi karena dituduh membunuh mereka. Saya bahkan tidak tahu kehadiran mereka ditempat saya tinggal itu. Yang saya ingat, justru mereka yang mencoba membunuh saya. Beruntung saat itu ada kekuatan lain yang membantu saya untuk melarikan diri dari mereka. Aku tidak tahu kekuatan itu apa dan datang dari mana. Namun, teman saya yang ikut melarikan diri tidak selamat. Dia berhasil dibunuh oleh mereka.
Sejak kejadian itu, saya tidak tahu lagi keberadaan saya ada dimana lagi. Proses melarikan diri yang dibantu "sesuatu" itu membawa saya jauh dari tempat saya berasal. Lambat laun, saya menikmati perjalanan ini. Melihat dunia adalah cita-cita terpendam. Seperti sihir, selama tiga tahun ini aku sudah berlayar melewati berbagai benua.
Saya menyadari sesuatu. Sesuatu yang kamu sebut Tuhan ternyata Mahadahsyat yang bisa menciptakan karya-karya ini. Saya sangat menikmati karya-Nya yang cantik dan begitu kaya. Kaya akan nilai. Saya yakin karya-karya itu ada hubungannya dengan kalian. Entah apa. Yang jelas, di suatu negara yang pernah saya singgahi, kalian membuatnya menjadi tidak berharga lagi. Apakah itu ucapan terima kasih kalian terhadap Pencipta kalian?
Pencipta saya, mungkin tidak sehebat Pencipta-mu. Namun, yang saya ketahui, ada segelintir dari kalian yang mati-matian membela kehadiran kami atas nama perekonomian. Apa jadinya ekonomi negara kalian apabila kami tidak membantu?
Percuma saja kalian menentang kehadiran kami. Kami akan selalu ada dan ada. Tidak peduli apabila negara mulai melarang kehadiran kami. Kami hanya tau, kami ada dan kami bisa membantu kalian.
Hanya itu.
Kami hanya butuh sedikit respek darimu.
No comments:
Post a Comment