Saat itu aku mendaftar Nutrifood
Leadership Award tahun 2011. Lolos seleksi adminstrasi dan harus mengikuti
audisi yang bertepatan dengan Konferensi Tunza. Jadi aku bolos seminar satu
sesi hanya untuk mengikuti audisi yang mana aku tidak lolos. Kenapa aku bisa
tidak lolos padahal pengalaman organisasiku cukup untuk menjadi bekal? I didn’t lip service and promoting myself
about my achievement. Aku semacam tidak suka untuk pamer pencapaian diri
sendiri di depan orang banyak. Aku tidak sebegitu kerennya sampai harus promosi
diriku yang pernah menjabat ini itu. Sementara itu, mereka yang pamer kedudukan
dan jabatan itu terpilih untuk menuju tahap audisi selanjutnya. Kemudian aku kembali
ke Konferensi Tunza dan menyelesaikan tugasku sebagai peserta terpilih disana.
Saat itu, aku bersama temanku
yang tidak lolos juga (padahal kami berdua sama-sama pernah menjabat sebagai
ketua IAAS LC Unpad) membicarakan hal apa sih yang membuat kita tidak lolos.
Kita saat itu mengkritisi sesuai idealisme dan nilai yang kami yakini saja.
Masih cukup naïf, well, we did it when we
are young, huh?
Tak cukup berhenti hingga disana,
aku masih penasaran dengan kompetisi. Apa sih sebenernya yang harus dilakukan?
Saat itu pendaftaran HiLo Green
Ambassador 2012 sedang dibuka. Dengan bekal pengetahuanku yang cukup tentang
lingkungan, aku cukup percaya diri untuk mengisi pendaftaran secara online.
Bahkan saat itu aku mengunggah foto ala kadarnya saat ada aktivitas berkebun
(bukan foto studio, untungnya foto itu seluruh badan!). Hahahaha. Eh…ternyata
aku dikabari untuk mengikuti audisi yang akan dilaksanakan pada tanggal 22
April 2012.
Foto yang aku kirim untuk mendaftar HiLo Green Ambassador 2012. Beneran gak niat 'kan? Haha (Dok.Rahyang Nusantara, 2011) |
----
Berminggu-minggu aku masih belum
bisa memutuskan apakah aku akan mengikuti audisi atau Apple Day. Tahun 2012
adalah tahun pertamaku bergabung dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika
dalam rangka Hari Ulang Tahun Konperensi Asia Afrika. Karena bertepatan dengan
Hari Bumi, maka aku dan teman-teman (saat itu atas nama Asia Africa Youth
Forum) membawa program Apple Day, menukar botol plastik bekas dengan apel
lokal. Sampai pada akhirnya, aku lebih memilih Apple Day dengan pertimbangan
kegiatan ini kampanye langsung yang
melibatkan publik dalam rangka Hari Bumi tepat di hari Minggu dan aku suka
banget dengan sejarah Konperensi Asia Afrika ketimbang mengikuti audisi. Bagiku,
menjadi inspirasi lingkungan tidak perlu berkompetisi kan? Masalah lingkungan
nyata berada di depan kita dan sebaiknya kita ambil peran untuk mengatasi
permasalahan itu. Kita semua seharusnya menjadi duta lingkungan.
Apple Day pertama tahun 2012. Di tahun 2013 pun ada lagi lho Apple Day. (Dok. Asia Africa Youth Forum, 2012) |
Entah karena pengaruh penelitian
ilmiah sewaktu mengerjakan skripsi dulu atau memang sudah menjadi keyakinan di
dalam diriku, aku selalu percaya bahwa hal yang dilakukan tiga kali berturut-turut
dengan hasil yang sama/seragam akan selalu menghasilkan pola yang sama di hal
selanjutnya. Seperti halnya penelitian, dengan melakukan tiga kali ulangan,
maka hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Cukup aneh memang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, tapi itulah yang menjadi batasanku.
Dua kali gagal melenggang menuju
kepopuleran duniawi, tak membuatku menyerah. Aku pengen membuktikan sekali lagi
hipotesis aku di atas. Jika kali ketiga ini aku gagal, berarti aku memang bukan
mafia kompetisi.
----
Aku selalu penasaran dengan dunia
pageant. Bahasa Indonesia-nya apa ya?
Kontes kecantikan? Kenapa aku penasaran, karena aku terkadang tergelitik dengan
fungsi pemenang kontes itu untuk apa. Di beberapa acara yang aku datangi mereka
biasanya hanya jadi pemanis saja. Menyambut tamu undangan, pembawa nampan
berisi pemukul gong pembuka acara (ini lucu sih, pernah aku lihat di salah satu
acara negara), atau hanya mendampingi tamu VVIP. Jarang banget aku lihat mereka
menjadi inspirasi tentang suatu perubahan yang dilakukannya secara nyata. Jahatnya,
aku pengen tahu seberapa pintar sih mereka terhadap fenomena sosial yang kita
hadapi sehari-hari.
Sebagai pemuda yang ber-KTP
Kabupaten Bandung Barat, aku akhirnya mengikuti audisi Pasanggiri Mojang Jajaka
Kabupaten Bandung Barat. Aku sadar sesadar-sadarnya bentuk badanku yang lebar,
bentuk hidung asimetris, wajah berminyak dan berjerawat dan tidak tampan ini
tidak akan membuatku masuk menjadi finalis, tetapi karena tujuanku hanya ingin
tahu “daleman”-nya kontes beginian seperti apa, akhirnya aku daftar. Tahap
pertama adalah pengumpulan berkas administrasi. Lolos. Semua yang daftar lolos.
Oke, baiklah. Not impressed at all.
Tahap selanjutnya adalah tes
tulisan dan lisan. Well, mereka
bilangnya sih wawancara, tapi hal itu terlihat seperti tes. Informasi dari
panitia adalah akan ada seleksi dari tes ini untuk audisi unjuk kabisa (unjuk
bakat), tapi ternyata sebelum kita pulang mereka mengoreksi informasi itu.
Semua yang ikut audisi tetap mengikuti unjuk kabisa. Oke, baiklah.
For God’s sake, I’m bad in art performing! Mau tahu apa yang aku
lakukan? Story telling dengan
menggunakan wayang golek (Semar dan Cepot) dengan isu sampah. Tetep ya isunya
itu. Dan apa yang terjadi? I ruined
everything. Badan dan kepala si Cepot ke balik-balik dan spontan aku
nyeletuk ga jelas karena gugup menyadari kesalahan itu. Karena itu, aku menjadi
tidak fokus dan itu membuatku tidak lolos menjadi finalis. Jangan sedih, ada
satu peserta audisi yang mempertunjukkan bakat nyinden yang paling bagus pun tidak lolos. Selain faktor fisik,
mungkin faktor lip service saat tes
lisan itu juga berpengaruh.
H = 0. Hipotesis diterima. Perlu
penelitian lanjutan yang membuktikan apakah persiapan mati-matian dan tetek
bengek ini itu juga berpengaruh. Namun, aku lebih yakin (I’m a sensing person) bahwa kita punya jalan masing-masing untuk
menjadi “seseorang”. Tidak semua orang cocok untuk mengikuti kompetisi, tidak
semua orang pun cocok untuk merintis sendiri menjadi “seseorang”. Kenapa
penting banget sih menjadi “seseorang”? Memang maksudnya “seseorang” ini apa?
Bersambung….
Referensi:
2 comments:
aduuuuh kasian banget sih ang...but I do really like your story, don't give up...I tried 6 times to pass CPNS tes and finally got it.lol
Heheheh. Share your story too
Post a Comment