Sahabat-sahabat aku semuanya keren-keren. I may
say, they have their own truly passion. Naluri Bella Wati, dia anaknya
media banget dan mafia exchange program,
segala macam program kepemudaan selaku duta anak bangsa kebanggaan Indonesia
dia ikuti, and she is lucky bastard. Idea
Bhakti Pertiwi, womanpreneur banget.
Sehabis lulus kuliah dia merintis bisnis wedding
organizer satu-satunya di Lampung dan sekarang lagi seru-serunya bikin
sabun organik sendiri. Dina Hidayana, ini anak rada labil sih. Katanya pengen
kerja di NGO internasional, sudah dapet malah mengundurkan diri. Setelah itu
gak ada kabar, sekarang tahu-tahu malah ada di Riau, di salah satu perusahaan sebagai
production planner alat-alat
laboratorium (ini anak jurusan Hubungan Internasional padahal). Raja Iqbal
Mulya Harahap, dokter yang gayanya alay abis. Tidak seperti dokter lainnya yang
jaga imej, ini anak beda sendiri. IPK-nya cum
laude, exchange student juga, dan pencapaian terbesarnya menurut gue adalah
bisa menurunkan berat badan yang drastis. Sekarang doi bekerja sebagai dokter
perusahaan tambang yang lokasinya jauh banget dari peradaban.
Dan aku? Sudah aku cerita duluan di blog post sebelumnya. Kita ini unik,
bekerja dengan lokasi yang berjauhan satu sama lain, tetapi disatukan dengan chemistry dan WhatsApp group. It has been 5 years of friendship. Two years more to make it lasts forever.
Some say that 7 years of friendship will
make it forever. Dipertemukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpad di
Departemen Minat dan Bakat, kita menjadi geng tersendiri. Paling beda diantara
anggota lain yang subhanallah,
mungkin kita astaghfirullah.
Sahabat adalah lingkaran terdekat kita setelah
keluarga yang mendukung apapun jalan kita. Sudah berapa curhatan yang tidak
terhitung lagi dimana kita menceritakan mengenai pekerjaan, mimpi, atau ide-ide
konyol satu sama lain. Termasuk impian untuk ke luar negeri. Aku satu-satunya
di antara mereka yang belum pernah pergi ke luar negeri. Padahal, kalo aku
balik lagi ke zaman dulu, yang pertama kali mengenalkan dunia aktivitas per-luar
negeri-an untuk mahasiswa itu GUE. Tapi, yang maju malah mereka, terutama
Naluri, Idea, dan Dina. Hahaha.
Jadi, saat itu aku lihat informasi seminar
internasional di Bangkok, Thailand tentang perubahan iklim. Heboh deh ya kirim
proposal sana sini untuk mendapatkan dana. Yang akhirnya dapet adalah Idea,
dari pemerintah Lampung yang terkenal baik hati terhadap program seperti ini.
Naluri dibiayain orang tuanya. Aku dan Dina tidak jadi berangkat karena orang
tua kita gak bisa membiayai.
Setelah itu, aku malah biasa aja sama kegiatan di
luar negeri, karena memilih berkomunitas, mereka makin menggila. Idea
mendapatkan kesempatan ikutan ISWI (International Student Week of Ilmenau) di
Jerman, Dina mendapatkan HNMUN (Harvard National Model United Nations), dan
Naluri dapet SSEAYP (Ship of South East Asian Youth Program). Dan itu semua
kegiatan bergengsi yang mana derajat kepemudaan kalian naik ke level sosialita.
Sedangkan aku semakin mengakar. Hahaha. Naluri selalu mendorong aku untuk
ikutan program seperti itu, tapi aku menanggapinya dengan datar. Guys, I’m gonna be there too someday.
Bukan sebagai Rahyang sendirian, tetapi membawa organisasiku disini yang sedang
dibangun bersama-sama yang lainnya. Sudah bukan saatnya lagi aku mengikuti
program untuk diri sendiri, tapi harus atas nama dan demi organisasi. Someday, yah, someday. I will, I promise.
Aku sedang memantaskan diri untuk tampil di dunia internasional.
Bersambung…
2 comments:
Secara organis kamu pun tumbuh jd pemimpin. Sudah mulai mampang di media dan memiliki cerita yg layak diangkat utk jd inspirasi bagi yg lain. Teruskan dan buatlah perbedaan yg lebih baik di negeri ini secara istiqomah dan amanah, hasilnya serahkan pada YANG KUASA. :D
AMIN :D
Post a Comment