Showing posts with label klhk. Show all posts
Showing posts with label klhk. Show all posts

Thursday, 23 June 2016

ULASAN: Wawancara Walikota/Bupati Calon Penerima Anugerah Adipura Paripurna 2016 (2)

Menyambung tulisan kemarin, acara Wawancara Walikota/Bupati Calon Penerima Anugerah Adipura Paripurna 2016 masih berlanjut di hari ini. Setelah enam kabupaten/kota melakukan presentasi dan wawancara pada hari kemarin, enam kota lainnya melakukan presentasi dan wawancara pada hari ini. Sayangnya, saya tidak mengikuti presentasi dan wawancara sesi pertama dari Kabupaten Banjar (Martapura). Mari kita lanjutkan saja dengan presentasi selanjutnya. 

Presentasi sesi kedua disampaikan oleh Bupati Kabupaten Nganjuk, Bapak Taufiqurrahman, yang didampingi oleh jajarannya. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, Kabupaten Nganjuk mengedepankan pembangunan dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Adapun arahan kebijakan dalam bidang ekonomi meliputi pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dan pendekatan konsep pengembangan agrobisnis. Selain itu, menyediakan tempat pemasaran hasil pertanian secara terpadu berupa sentra pengembangan agrobisnis, kawasan terpadu agropolitan dan agrowisata. 

Arah kebijakan dalam bidang pembangunan sosial adalah dengan melakukan pendekatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pemberdayaan unit pelayanan kesehatan dan melakukan perluasan dan pemberian kesempatan memperoleh pendidikan yang murah. Untuk bidang lingkungan hidup, arahan Kabupaten Nganjuk adalah dengan melakukan peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas fasilitas umum dan sistem pengelolaan sampah. Selain itu dengan melaksanakan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan dan meningkatkan jumlah serta kualitas ruang terbuka hijau. Kebijakan program dan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup perkotaan di Kabupaten Nganjuk dilakukan melalui tiga isu, yaitu pengurangan dan penanganan sampah, pengelolaan ruang terbuka hijau, dan pengendalian pencemaran air.  







Presentasi selanjutnya adalah dari Kabupaten Tulungagung yang disampaikan oleh Bapak Syahri Mulyo, Bupati Kabupaten Tulungagung. 

Catatan: penulis tidak fokus saat presentasi sesi ini karena sambil mengerjakan deadline tugas. 







Selanjutnya presentasi dilanjutkan oleh Ibu Tri Rismaharini, atau biasa kita panggil Ibu Risma, Walikota Surabaya. Tampilan presentasi disampaikan dengan foto-foto kondisi di lapangan. Foto-foto yang ditampilkan memperlihatkan kondisi Kota Surabaya yang semakin baik dari waktu ke waktu. 







Salah satu Dewan Pertimbangan Adipura menanyakan apa yang akan terjadi lima tahun ke depan (di periode kedua pemerintahan beliau) di Kota Surabaya, Ibu Risma menjawab bahwa Kota Surabaya tidak akan menjadi DKI Jakarta. Artinya, Kota Surabaya tidak ingin mengambil semua potensi dari luar Kota Surabaya. Semuanya harus dilakukan secara mandiri di Kota Surabaya. Hanya jasa dan perdagangan yang masih diambil dari luar. "Untuk jasa juga pilih-pilih," ujar Ibu Risma. 


Yang keren adalah reformasi administrasi. Dari konvensional (pakai kertas) menjadi digital. Keren!





Usai jeda sejenak, presentasi dilanjutkan oleh Bupati Kabupaten Lamongan, Bapak Fadeli. Untuk mendukung kota yang berkelanjutan, Kabupaten Lamongan menargetkan penurunan emisi karbon hingga 29,35% pada tahun 2020 yang tentunya didukung oleh program adaptasi dan mitigasi. Rencana aksi yang dirancang oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan adalah penerapan teknologi budidaya tanaman yang rendah emisi gas rumah kaca, pemanfaatan pupuk organik dan bio pestisida, dan pemanfaatan kotoran/urin ternak dan limbah pertanian untuk biogas. 

Ada program menarik lainnya yang ternyata berhubungan dengan upaya pengurangan penggunaan kantong plastik. Kabupaten Lamongan ternyata menerapkan kebijakan kantong plastik tidak gratis. Terjadi penurunan timbulan sampah plastik sebesar 4% menjadi 20% setelah diterapkannya kebijakan ini. Secara lengkap, pengurangan penggunaan kantong plastik menurun hingga mencapai 50%, dari 329.068 lembar kantong plastik pada bulan Januari 2016 menjadi 160.393 lembar kantong plastik pada bulan Mei 2016. Target pengurangan kantong plastik pada tahun 2020 adalah 25%. 






Setelah istirahat berbuka puasa, sholat, dan makan malam, presentasi terakhir untuk nominasi Adipura Paripurna tahun 2016 ditutup oleh Kota Malang. Bapak Mochamad Anton selaku Walikota Malang memimpin jalannya presentasi. Hal yang menarik saya adalah Kota Malang berkomitmen untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Saya masih ingat ketika diundang oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Malang untuk memberikan presentasi mengenai kantong plastik. Setelah itu, Kota Malang berkomitmen dengan membuat Peraturan Walikota mengenai pengurangan kantong plastik. 



Dua hari ini merupakan pengalaman baru saya dalam mendalami isu lingkungan hidup dari sisi pemerintahan. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus saya, kamu, kita semua untuk tuntaskan demi terciptanya kota dengan lingkungan hidup yang lestari, atau bahasa sekarang adalah kota berkelanjutan. Hidup rakyat Indonesia!

Wednesday, 22 June 2016

ULASAN: Wawancara Walikota/Bupati Calon Penerima Anugerah Adipura Paripurna 2016 (1)

Adipura merupakan penghargaan bergengsi bagi pemerintah daerah yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK). Penghargaan Adipura diberikan bagi pemerintah daerah yang berhasil menjaga kebersihan kotanya. Kali ini, penghargaan yang akan diberikan adalah Adipura Paripurna yang akan “diperebutkan” oleh 12 kabupaten/kota, yaitu Kota Tangerang, Kota Balikpapan, Kota Madiun, Kabupaten Pati, Kota Semarang, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Banjar (Martapura). Adipura Paripurna sendiri merupakan penghargaan tertinggi dalam penghargaan Adipura Kencana. 



Proses seleksi dilakukan di Gedung Manggala Wanabhakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tanggal 22 hingga 23 Juni 2016 dengan agenda presentasi kepada jajaran KLHK, LSM, dan media serta wawawancara dengan Menteri LHK dan Dewan Pertimbangan Adipura. 

Ulasan berikut yang saya tulis akan lebih menonjolkan isu sampah, khususnya kantong plastik.  

Presentasi hari pertama dilakukan di Auditorium dan dipimpin oleh Ibu Tuti Hendrawati Mintarsih, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK dan diawali oleh presentasi dari Bapak Arief R. Wismansyah, Walikota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang memiliki visi sebagai “Kota Tangerang: Hidup Berkualitas di Kota Metropolitan 2020”. Tujuan tersebut dijabarkan dalam misi “Tangerang LIVE”; Liveable (kota layak huni), Investable (kota layak investasi), Visitable (kota layak dikunjungi), dan E-city (kota pintar). 

Selain program dari sektor pemerintahan, Kota Tangerang juga mendorong komunitas untuk berperan dalam pembangunan Kota Tangerang. Melalui tagline “Tangerang Ayo!”, ada lima tujuan untuk mendorong peranan komunitas, yaitu Tangerang Bersolek, Tangerang Bersih, Tangerang Berkebun, Tangerang Hijau, dan Tangerang Cerdas. 




Presentasi selanjutnya adalah Kota Balikpapan, yang disampaikan langsung oleh Walikota Balikpapan. Balikpapan yang merupakan pintu gerbang utama wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tenggara, memiliki konsep kota ekologis dengan tagline “Menuju Kota Nyaman Dihuni dan Berkelanjutan”. Ada empat aspek yang menjadi prioritas Kota Balikpapan untuk mencapai konsep ini. Pertama, menghutankan kota dengan hutan lindung dan hutan kota. Kedua, pengembangan kawasan industri dengan konsep zero waste dan zero sediment. Ketiga, mengurangi jumlah sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA) melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Terakhir, memperkuat ketahanan kota terhadap dampak perubahan iklim melalui riset baseline gas rumah kaca. 

“Kota Balikpapan memiliki komitmen RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) untuk kawasan lindung adalah 52% dan kawasan budidaya sebanyak 48%. Ini sesuai dengan amanat Perda No.12 tahun 2012 tentang RTRW Kota Balikpapan,” tegas Bapak Rizal Efendi, Walikota Balikpapan. 

Kota Balikpapan menargetkan sebagai Kota Nyaman Huni, dengan memperhatikan kualitas udara, kualitas air, pengelolaan sampah, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan ruang terbuka hijau. Dari segi pengelolaan sampah, Kota Balikpapan telah mengolah 22.26% dari total timbulan sampah per hari (melalui pengomposan di pemukiman, sekolah, pasar, dan TPA, didaur ulang melalui bank sampah, dan pemanfaatan energi dari sampah organik), yaitu 515.7 ton. Sebanyak 71.85% masih diangkut ke TPA dan 5.89% tidak terangkut sama sekali. Komposisi timbulan sampah adalah sisa makanan sebesar 42.30%, kertas 10.26%, dan plastik 7.20%. TImbulan sampah terbesar dihasilkan dari kawasan rumah tangga (72.41%). Upaya pengurangan kantong plastik melalui kantong plastik tidak gratis pun dilakukan oleh Kota Balikpapan dengan harga kantong plastik minimal Rp1.500,-. 



Setelah rehat sejenak, presentasi dilanjutkan dengan Kota Madiun. Walikota Madiun, Bapak Bambang Irianto, memimpin presentasi pencapaian lingkungan hidup di Kota Madiun. Target yang telah dicapai oleh Kota Madiun dalam pengelolaan sampah adalah adanya pengurangan volume sampah mencapai 15-20% per tahun, melalui pelaksanaan 3R, peningkatan kuantitas bank sampah, dan peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha. 

Selain itu, target peningkatan pengolahan dan pemanfaatan sampah pun menjadi prioritas Kota Madiun. Peningkatan pengolahan dan pemanfaatan sampah yang dilakukan Kota Madiun adalah memperbesar kapasitas pengolahan plastik menjadi bahan bakar, memperluas penangkapan gas metana di TPA, mengembangkan gas metana di TPA, mengembangkan kapasitas unit pengolahan kompos skala kota, dan mengembangkan limbah cari sampah (lindi) menjadi pupuk organik dan bahan baku cair pencegah bau (biomad). 



Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Kabupaten Jombang yang disampaikan langsung oleh Bupati Jombang, Bapak Nyono Suharli Wihandoko. Adapun kebijakan, program/kegiatan, inovasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Jombang dicapai melalui enam aspek utama, yaitu pengelolaan sampah, penyediaan ruang terbuka hijau, pengendalian pencemaran air, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, peningkatan tutupan lahan/hutan, dan pengelolaan pertambangan. 

Salah satu program pengelolaan sampah yang dilakukan dalam rangka mengurangi sampah plastik adalah diet kantong plastik. Kabupaten Jombang menjadi salah satu dari kabupaten/kota di Jawa Timur yang mengikuti pilot project kantong plastik tidak gratis. Meski bukan menjadi bagian uji coba yang ditunjuk KLHK, Kabupaten Jombang melakukan upaya tersebut melalui sosialisasi di PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dengan mengenalkan tas belanja ramah lingkungan. 

Program-program tersebut merupakan langkah-langkah untuk "Jombang Sustainable City" sebagai perwujudan integrasi kebijakan bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan. 

Catatan: Presentasi hari ini dari Kabupaten Pati dan Kota Semarang tidak sempat mengikuti karena ada agenda lain di tempat berlainan pula.