Showing posts with label kabupaten. Show all posts
Showing posts with label kabupaten. Show all posts

Wednesday, 22 June 2016

ULASAN: Wawancara Walikota/Bupati Calon Penerima Anugerah Adipura Paripurna 2016 (1)

Adipura merupakan penghargaan bergengsi bagi pemerintah daerah yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK). Penghargaan Adipura diberikan bagi pemerintah daerah yang berhasil menjaga kebersihan kotanya. Kali ini, penghargaan yang akan diberikan adalah Adipura Paripurna yang akan “diperebutkan” oleh 12 kabupaten/kota, yaitu Kota Tangerang, Kota Balikpapan, Kota Madiun, Kabupaten Pati, Kota Semarang, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Banjar (Martapura). Adipura Paripurna sendiri merupakan penghargaan tertinggi dalam penghargaan Adipura Kencana. 



Proses seleksi dilakukan di Gedung Manggala Wanabhakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tanggal 22 hingga 23 Juni 2016 dengan agenda presentasi kepada jajaran KLHK, LSM, dan media serta wawawancara dengan Menteri LHK dan Dewan Pertimbangan Adipura. 

Ulasan berikut yang saya tulis akan lebih menonjolkan isu sampah, khususnya kantong plastik.  

Presentasi hari pertama dilakukan di Auditorium dan dipimpin oleh Ibu Tuti Hendrawati Mintarsih, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK dan diawali oleh presentasi dari Bapak Arief R. Wismansyah, Walikota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang memiliki visi sebagai “Kota Tangerang: Hidup Berkualitas di Kota Metropolitan 2020”. Tujuan tersebut dijabarkan dalam misi “Tangerang LIVE”; Liveable (kota layak huni), Investable (kota layak investasi), Visitable (kota layak dikunjungi), dan E-city (kota pintar). 

Selain program dari sektor pemerintahan, Kota Tangerang juga mendorong komunitas untuk berperan dalam pembangunan Kota Tangerang. Melalui tagline “Tangerang Ayo!”, ada lima tujuan untuk mendorong peranan komunitas, yaitu Tangerang Bersolek, Tangerang Bersih, Tangerang Berkebun, Tangerang Hijau, dan Tangerang Cerdas. 




Presentasi selanjutnya adalah Kota Balikpapan, yang disampaikan langsung oleh Walikota Balikpapan. Balikpapan yang merupakan pintu gerbang utama wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tenggara, memiliki konsep kota ekologis dengan tagline “Menuju Kota Nyaman Dihuni dan Berkelanjutan”. Ada empat aspek yang menjadi prioritas Kota Balikpapan untuk mencapai konsep ini. Pertama, menghutankan kota dengan hutan lindung dan hutan kota. Kedua, pengembangan kawasan industri dengan konsep zero waste dan zero sediment. Ketiga, mengurangi jumlah sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA) melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Terakhir, memperkuat ketahanan kota terhadap dampak perubahan iklim melalui riset baseline gas rumah kaca. 

“Kota Balikpapan memiliki komitmen RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) untuk kawasan lindung adalah 52% dan kawasan budidaya sebanyak 48%. Ini sesuai dengan amanat Perda No.12 tahun 2012 tentang RTRW Kota Balikpapan,” tegas Bapak Rizal Efendi, Walikota Balikpapan. 

Kota Balikpapan menargetkan sebagai Kota Nyaman Huni, dengan memperhatikan kualitas udara, kualitas air, pengelolaan sampah, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan ruang terbuka hijau. Dari segi pengelolaan sampah, Kota Balikpapan telah mengolah 22.26% dari total timbulan sampah per hari (melalui pengomposan di pemukiman, sekolah, pasar, dan TPA, didaur ulang melalui bank sampah, dan pemanfaatan energi dari sampah organik), yaitu 515.7 ton. Sebanyak 71.85% masih diangkut ke TPA dan 5.89% tidak terangkut sama sekali. Komposisi timbulan sampah adalah sisa makanan sebesar 42.30%, kertas 10.26%, dan plastik 7.20%. TImbulan sampah terbesar dihasilkan dari kawasan rumah tangga (72.41%). Upaya pengurangan kantong plastik melalui kantong plastik tidak gratis pun dilakukan oleh Kota Balikpapan dengan harga kantong plastik minimal Rp1.500,-. 



Setelah rehat sejenak, presentasi dilanjutkan dengan Kota Madiun. Walikota Madiun, Bapak Bambang Irianto, memimpin presentasi pencapaian lingkungan hidup di Kota Madiun. Target yang telah dicapai oleh Kota Madiun dalam pengelolaan sampah adalah adanya pengurangan volume sampah mencapai 15-20% per tahun, melalui pelaksanaan 3R, peningkatan kuantitas bank sampah, dan peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha. 

Selain itu, target peningkatan pengolahan dan pemanfaatan sampah pun menjadi prioritas Kota Madiun. Peningkatan pengolahan dan pemanfaatan sampah yang dilakukan Kota Madiun adalah memperbesar kapasitas pengolahan plastik menjadi bahan bakar, memperluas penangkapan gas metana di TPA, mengembangkan gas metana di TPA, mengembangkan kapasitas unit pengolahan kompos skala kota, dan mengembangkan limbah cari sampah (lindi) menjadi pupuk organik dan bahan baku cair pencegah bau (biomad). 



Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Kabupaten Jombang yang disampaikan langsung oleh Bupati Jombang, Bapak Nyono Suharli Wihandoko. Adapun kebijakan, program/kegiatan, inovasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Jombang dicapai melalui enam aspek utama, yaitu pengelolaan sampah, penyediaan ruang terbuka hijau, pengendalian pencemaran air, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, peningkatan tutupan lahan/hutan, dan pengelolaan pertambangan. 

Salah satu program pengelolaan sampah yang dilakukan dalam rangka mengurangi sampah plastik adalah diet kantong plastik. Kabupaten Jombang menjadi salah satu dari kabupaten/kota di Jawa Timur yang mengikuti pilot project kantong plastik tidak gratis. Meski bukan menjadi bagian uji coba yang ditunjuk KLHK, Kabupaten Jombang melakukan upaya tersebut melalui sosialisasi di PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dengan mengenalkan tas belanja ramah lingkungan. 

Program-program tersebut merupakan langkah-langkah untuk "Jombang Sustainable City" sebagai perwujudan integrasi kebijakan bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan. 

Catatan: Presentasi hari ini dari Kabupaten Pati dan Kota Semarang tidak sempat mengikuti karena ada agenda lain di tempat berlainan pula. 


Wednesday, 15 October 2014

Berbagi Informasi: Pelaksanaan Adipura tahun 2015

Tahun ini, Kota Surabaya mendapatkan penghargaan Adipura Kencana sebagai Kota Metropolitan yang memiliki wawasan lingkungan melebihi kota lainnya. Hal ini patut dicontoh kriteria kota serupa untuk memiliki wawasan lingkungan yang bersaing, bukan untuk mendapatkan penghargaan, tetapi untuk menyelamatkan bumi. 

Tanggal 13-14 Oktober kemarin, gue mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara "Refleksi dan Apresiasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2009-2014" dan "Rakornas Adipura dan Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Tahun 2015" dari Kementerian Lingkungan Hidup. Acara ini bisa disebut merupakan sarana laporan pertanggung jawaban kinerja Kementerian Lingkungan Hidup kepada kepala daerah/yang mewakilkan. Peserta acara ini memang merupakan kepala daerah (baik kabupaten, kota, maupun provinsi) atau yang mewakilkan, gue mewakili Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (dan ada teman gue yang mewakili Greeneration Indonesia) mendapatkan undangan langsung dari Pak Rasio Ridho Sani (Sekretaris Menteri) untuk mengikuti acara ini. Terima kasih sudah mengundang!

Di #1minggu1cerita edisi minggu ini, gue mau berbagi mengenai informasi yang baru didapat dari acara tersebut. Menurut gue ini penting banget bagi komunitas lingkungan (dan masyarakat) untuk bisa mengambil peran dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan Adipura. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sendiri memang sedang dalam tahap kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam penerapan EPR (Extended Producer Responsibility) khusus kantong plastik. Jadi, acara ini penting untuk diikuti. 

Ada pengembangan dalam penilaian Program Adipura mendatang (periode 2015) akibat dari berbagai macam latar belakang salah satunya adalah karena lahirnya Millenium Sustainable Goals (MSGs), yang merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs). Selain itu, pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional bulan Februari lalu, lahirlah Deklarasi Surabaya: Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020, yang merupakan komitmen walikota, bupati, dan pelaku usaha dalam Gerakan Indonesia Bersih Sampah Menuju Masyarakat Berbudaya 3R. Juga, perlunya perancangan dan produksi terhadap produk dan pengemasan yang ramah lingkungan yang didukung oleh industri daur ulang (konteks EPR). Hal terakhir ini yang sedang gue dan rekan-rekan di Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sedang dorong. 

Lanjutan Latar Belakang Pengembangan Program Adipura Tahun 2015 (dokumentasi pribadi)

Pokok Masalah: Revitalisasi Program Adipura (dokumentasi pribadi)

Sejak 1986 saat Program Adipura pertama kali diluncurkan, program ini selalu melakukan pengembangan versi. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Program Adipura akan segera menuju Sustainable Cities di 2020/2030! yeay! (dokumentasi pribadi)
Salah satu instrumen dalam penguatan konsep Adipura adalah insentif reputasi. Ini penting banget lho! Emang mau reputasi kota jadi jelek karena ga menerapkan konsep kota berkelanjutan? Engga kan. Makanya ini jadi faktor yang penting. Instrumen ini bertujuan untuk mendorong kepemimpinan walikota/bupati dalam mendukung Good Environmental Governance untuk mewujudkan kota yang bersih, teduh, sehat, dan berkelanjutan dengan dukungan dan partisipasi masyarakat serta dunia usaha. Sasaran yang dicapai dari instrumen ini adalah penurunan beban pencemaran, penurunan laju kerusakan lingkungan dan peningkatan kapasitas aparat daerah secara berkelanjutan melalui berbagai macam alternatif kegiatan.

Alternatif kegiatan dalam rangka Good Environmental Governance (dokumentasi pribadi, maaf agak blur)
Peningkatan kredibilitas dalam rangak penguatan governance dalam penilaian Program Adipura
(dokumentasi pribadi, maaf euy rada blur)
Dan ini tahapan bagaimana kota kita bisa mendapatkan Adipura! yuk berpartisipsi (dokumentasi pribadi)
Kita-kita nih bisa berpartisipasi juga lho untuk menjadi bagian dalam mewujudkan kota layak huni (sustainable cities) melalui kegiatan lingkungan yang memiliki dampak (ayo, sudah saatnya naik tingkat dari kegiatan awareness campaign aja) nyata yang bisa diukur. Kitapun bisa mengawasi program yang dilakukan oleh pemerintah setempat. 

Ada tiga aspek penilaian dalam Program Adipura. Masing-masing kriteria kota berbeda bobotnya (kota metropolitan, besar, sedang, dan kecil). Ketiga aspek tersebut adalah Pengelolaan Sampah dan RTH, Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengendalian Pencemaran Udara. Berikut detilnya:

Ini bobot penilaian aspek untuk kota metropolitan dan besar (dokumentasi pribadi)

Kalau ini bobot penilaian aspek untuk kota sedang dan kecil (dokumentasi pribadi)
TETAPI ...

NAH LHO! TPA bersama di Kabupaten Bandung Barat masih open dumping deh, Gimana donk? (dokumentasi pribadi)

Dorongan yang bagus buat kabupaten dan kota untuk memikirkan alternatif cara untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah secara desentralisasi jadi pilihan yang tepat toh? Colek YPBB. Hehehehe. Mengelola sampah adalah tanggung jawab masing-masing orang. Orang kita yang nyampah, menapa pemerintah yang ngelola? Kasian tau. Gue paham sekarang mengapa pemerintah dinilai lambat dalam melakukan perubahan. Dari rapat kemarin, gue takjub banget sama kinerja mereka membuat sistem yang bahkan gue terkaget-kaget (lebay sih, terkesima lah ya yang pas) bahwa mereka bisa membaut sistem sekompleks itu. Jadi, justru kita lah sebagai masyarakat yang harus memiliki peran untuk melaksanakan sistem itu. Perubahan bakalan cepet kalo pemerintah-swasta-masyarakat-media-akademisi bersatu dalam kolaborasi. Yuk!

Jenis-jenis penghargaan Adipura ini ada lima jenis, yaitu Anugerah Adipura Kencana, Anugerah Adipura, Sertifikat/Piagam Adipura, Plakat Adipura, dan Praja Adipura. Jenis yang terakhir adalah penghargaan baru yang akan diberikan kepada gubernur yang sekurang-kurangnya 70% dari kota dan ibukota kabupaten mendapatkan Anugerah Adipura Kencana dan/atau Anugerah Adipura di wilayah provinsi tersebut. Wow keren sekali! Anyway, masing-masing jenis penghargaan itu ada kriteria dan indikator yang banyak banget lho! Kemarin cuma dapet beberapa capture kriteria Anugerah Adipura Kencana (sisanya dilewati untuk dijelaskan oleh Asdep Pengelolaan Sampah dan RTH). 

Mari kita bantu pemerintah untuk mendapatkan data yang banyak banget ini (masih ada slide lain yang gak kefoto semua). Caranya? :) (dokumentasi pribadi)
Kita bisa menyampaikan pendapat dan saran secara online! (dokumentasi pribadi)
Melalui website adipura.menlh.go.id (lo harus daftar dulu supaya bisa ikutan polling) melalui sistem polling, kita bisa memberikan opini terkait kondisi lingkungan di kota kita dan kita pun bisa memberikan masukan terhadap kota tempat kita tinggal terkait dengan Program Adipura. Hasil polling kita ini akan dijadikan bahan Pemantauan Verifikasi. 

Oh ya, masing-masing aspek ini punya sistem penilaian yang cukup rumit (menurutku), ini kayak lo lagi skripsi tapi live action! bukan biar lo lulus kuliah, tapi ini nyata sedang lo kerjakan untuk hajat hidup orang banyak. Salut buat bapak dan ibu yang bekerja di pemerintahan. 

Sebenernya pengen berbagi banyak foto-foto terkait slide yang ditayangkan kemarin, tapi nanti deh ya kita bagi satu-satu dulu. Biar gak terlalu banjir informasi. Semoga bermanfaat dan selamat malam!

NB:
Foto diambil dari slide yang saat itu ditayangkan (click to enlarge), gue gak dapet dokumen mentahannya. Dapetnya dokumen tentang Dana Alokasi Khusus yang masih gue pelajari.