Showing posts with label kantong plastik berbayar. Show all posts
Showing posts with label kantong plastik berbayar. Show all posts

Sunday, 28 February 2016

Kantong Plastik Doank Kudu Bayar!

Kasus satu

"Masa kantong plastik doank kudu bayar 200 perak sih!?"

"Iya, Bu. Ini sudah peraturan dari pemerintah."

"Pemerintah dzalim!"

"Ini untuk mengurangi sampah plastik, Bu."

"Kalau gitu yang ditutup perusahaan plastik donk! Jangan dibebankan kepada konsumen!"


Kasus dua

"Engga usah pakai kantong plastik, saya bawa tas sendiri."

"Terima kasih sudah mengurangi sampah plastik."


Mungkin gitu kali ya, fenomena yang ditemui akhir-akhir ini pasca kebijakan kantong plastik berbayar yang diterapkan sejak 21 Februari 2016 lalu. Pada awalnya, 22 kota dan 1 provinsi yang akan menerapkan pada masa uji coba hingga 5 Juni, tetapi ternyata pelaksanaannya cukup berbeda karena yang saya tahu, Kabupaten Bandung Barat dan Kecamatan Jatinangor pun pada beberapa ritel sudah melaksanakannya. Mungkin, ritel-ritel yang jaringannya cukup luas hingga ke daerah, menerapkan kantong plastik berbayar dengan serempak. 




Beberapa foto media komunikasi yang digunakan ritel sebagai
pemberitahuan program Kantong Plastik Berbayar.

Gue gak bakal cerita tentang kebijakan ini (bisa baca disini). Namun, gue mau merespons beberapa isu yang muncul dan cukup nyeleneh juga dari kebijakan ini. Antara pengen ketawa atau miris gitu kali ya. 

Isu 1: Uang hasil kantong plastik berbayar menjadi keuntungan ritel. 

Kata siapa, Pak, Bu? Sebetulnya, hal ini memang masih sangat abu-abu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merekomendasikan untuk digunakan kegiatan lingkungan. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pun menyepakati itu. Meski sebetulnya penggunaannya ini digabungkan dengan CSR (corporate social responsibility), yang sebetulnya seharusnya tidak mengurangi kewajiban CSR mereka sebelumnya. Ini lho buktinya ....

Nah, jelas 'kan? Udah ya case closed, engga usah dipertanyakan lagi. 
Isu 2: Pemerintah dzalim!

Astaghfirullah aladzim! Nyebut, Pak, nyebut! Seenak jidat aja lo men-judge pemerintah dzalim. Situ okey?! Gue sih okey hahahaha. Kalo memang mengira pemerintah itu dzalim kepada rakyatnya, yaudah ga usah beli kantong plastiknya. Sederhana kan? Simple vsundt éta mah. Daripada bapak yang tampangnya Islami banget ketimbang saya, tapi hatinya kok ular. "Dasar kamu pria ular, berwajah dua #drama". 

Berita ini viralnya gelo. Suudzon-nya gue sih ini "titipan", ya gatau lah ya "titipan" siapa.
Astaghfirullah, gue dzalim kepada yang bersangkutan!


Justru, kita sebagai manusia yang dzalim terhadap ciptaan Allah. Ngebor tanah lah buat dapetin minyak bumi, ngebakar hutan lah buat bikin kebun kelapa sawit, ngebom laut lah buat dapetin ikan-ikan, dan fenomena lainnya yang bikin KZL maksimal. Itu hal besar. Hal kecil? BANYAK. Buang sampah sembarangan, pake styrofoam (bukan STEREOFOAM yah plis!) buat naro makanan, pakai produk yang engga ramah lingkungan, dan lain-lain, yang semuanya adalah tindakan dzalim kepada lingkungan hidup! 

Justru....justru dengan memberikan harga pada kantong plastik itu supaya elo elo pade kagak dzalim mulu sama lingkungan hidup. Pelis deh....pelis banget ini mah! 

Isu 3: Ada yang "menunggangi" 

Sungguh, isu kantong plastik berbayar ini kece banget memang dan berpotensi ditunggangi banyak pihak. Gue sih seneng-seneng aja karena akhirnya pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh khalayak ramai dan tujuan dari kampanyenya, yaitu menyelamatkan lingkungan dari bahaya kantong plastik, akan segera tercapai. Namun, pelis dengan sangat jangan ambil kredit sendirian. Akan lebih indah jika terjalin kolaborasi. Tak dipungkiri, egoisme lembaga itu akan mendominasi supaya mendapatkan impressions yang berlebih, tapi percayalah kita semua butuh impact yang jauh lebih penting dari apapun jua.

Ada yang jualan kaos ini. Pas ngasih komentar pake akun @iddkp langsung dihapus donk hahahaha.
Padahal tinggal minta izin yah, jadi ketauan kan kalo dihapus begitu modus operandinya apaan. 

Yang bingung juga situ sendiri sih.....ditanya dana kemana, proses dan mekanismenya kayak gimana....karena engga ngikutin dari awal dan hanya mengandalkan asumsi belaka....pusing kan? Percayakan pada ahlinya saja...makanya jangan jadi organisasi palu gada, apa yang lu mau, gue ada. Hahaha. Peace ah!


Kasus tiga

"Mau pake kantong plastik?"

"Pake donk."

"Tapi kena charge 200 rupiah yah."

"Oh gitu? Kenapa?"

"Peraturan pemerintah dan untuk menjaga lingkungan dari sampah plastik.'

"Oh, ga jadi deh, aku bawa langsung aja belanjaannya."

"Terima kasih, kembaliannya mau didonasikan untuk amal?"

"...."

Sunday, 31 January 2016

Jangan Terkecoh, Ini Kantong Ramah Lingkungan Sesungguhnya!

Kantong plastik di Indonesia akan segera berbayar. Ini adalah buah manis yang dipetik dari perjuangan masyarakat sejak 2013 melalui petisi #pay4plastic. Karena petisi itulah akhirnya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar yang katanya akan diluncurkan bulan Juni tahun ini. 

Dulu, saat ditanya apa saja solusi alternatif untuk mengurangi kantong plastik, saya selalu menjawab "harus berbayar" dan respons orang-orang selalu bilang "kayak di luar negeri yah!". "Kayak di luar negeri" itu akan segera terjadi di dalam negeri. Ya, di Indonesia akan segera diterapkan kantong plastik berbayar. Kabarnya, 25 kota di Indonesia sudah menyatakan keikutsertaannya kepada KLHK. 

Engga mau donk kalau minta kantong plastik sekarang harus bayar. 

"Kantong plastik doank harus bayar!"

Hey, manusia-manusia ignorant dan egois! Elo udah hidup numpang di bumi sukanya ngurusin diri sendiri doank. Mikir dikit napa biar keliatan lulusan perguruan tingginya.

Kebijakan kantong plastik berbayar jangan elo asumsikan sendiri tanpa mendapatkan informasi yang lengkap.  

"Enak di mereka (peritel) donk dapet untung dari situ (kantong plastik berbayar)!"

Eh buset dah yah lo! Elo kalo baca berita yang bener napa. Emang siapa yang bilang mereka dapet untung dari jualan kantong plastik?

Gini ya, ibu, bapak, saudara, saudari, mas, mba, akang, teteh...

Kabar-kabarnya sih duit dari kantong plastik berbayar itu engga boleh masuk kas pemerintah, kas ritel, maupun kas kalian semua....

"Lha, terus dikemanain?"

Ya, buat nutup mulut kalian semua supaya diem dan engga mau beli kantong plastik lagi. Ga paham? Artinya ya buat kegiatan lingkungan yang udah dirusak sama kalian semua. Ngerti? Yaudah kalo engga ngerti. 

Jawaban sederhananya, "Ini peraturan pemerintah". Case closed, no question's asked. 

"Yaudah kalo gitu kan sekarang ada kantong plastik ramah lingkungan yang hancur cepet".

Menurut elo itu cepetnya berapa lama? Tau?

"Ya engga, kan yang penting cepet."

Kumsi we lah urang lieur.

Ibu, bapak, saudara, saudari, mas, mba, akang, teteh yang saya hormati...

Kalian semua memang korban iklan....tahukah, bahwa kantong plastik itu, mau yang ramah lingkungan atau yang tidak, tetep kalian pake cuma sekali. Udah gitu dipakai buat tempat sampah pula. Kasian engga? Itu kantong plastik udah dibuat dengan teknologi tinggi dan salah satu keajaiban karya manusia, tapi nilainya cuma sebatas sampah? 

Kantong plastik yang kalian yakini benar sebagai produk yang ramah lingkungan itu tetep merusak lingkungan .... 

Mau ditambah senyawa yang bisa mempercepat kehancuran kantong plastik kek, mau dari singkong kek, intinya itu barang kalau udah dipake sekali, langsung dibuang. LANGSUNG DIBUANG. Ngapain elo pakai barang yang sekali pakai? Hahahaha.....

Hambur sumber daya alam sateh....

Tahukah Anda? Indonesia dituduh sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua sedunia? Engga yah? Ih kasian deh... dan engga peduli juga kan? 

Meski engga peduli, biarkan guweh menjelaskan ini .... *penulis ini hanya butuh sedikit respek*

Kantong plastik yang dapet sertifikasi lingkungan maupun engga, masih ada unsur polimernya yang, you know, memiliki rantai karbon yang panjang, sehingga menyebabkan dia akan sulit terurai di alam. Kantong-kantong plastik yang dipake di toko-toko modern sekarang yang kata elo ramah lingkungan itu, sama aja kayak kantong plastik yang biasa, cuma ditambahin senyawa kimia yang sifatnya bisa mempercepat dia jadi hancur. Nah, kalo udah hancur jadi apaan?

Mikroplastik. Kantong plastik itu jadi hancur kayak hati elo kalo abis diputusin. Si mikroplastik ini masih sangat bisa mencemari lingkungan hidup (lingkungan hidup bukan cuma pohon ya, please deh!). Sama kayak elo kalau udah diputusin, hancur hatinya bikin temen-temen elo kena cipratan kekesalan elo. Karena bentuknya udah kecil banget kayak butiran debu, dia bisa terbang, masuk ke saluran air, diem di tanah (yang mana tetep lama kalo klaim perusahaan bilang bisa jadi "kompos" lagi). 

Elo tau UNEP engga? Engga ya? Yaudah guweh kasih tau. UNEP itu singkatan dari United Nations Environmental Programme, atau badan lingkungan hidupnya Perserikatan Bangsa Bangsa deh biar gampang. Nah, UNEP tahun lalu mengeluarkan dokumen hasil risetnya mereka yang judulnya "Biodegradable Plastics & Marine Litter: Misconceptions, Concerns and Impacts on Marine Environmental"

Katanye UNEP, kantong plastik macam begituan bakalan hancur 100% kalo dikompos skala industri (suhunya sekitar 50 °C). Nah, kalo di rumah lo? Syukur-syukur kalo punya komposter, paling banter suhunya 20 °C. Mana bisa ancur. Nah, kalo dibuang gitu aja? Di tempat sampah yang ujung-ujungnya ke tempat pembuangan sampah akhir, mana bakalan ancur kecampur-campur gitu ama pembalut atau sampah surat cinta yang batal elo kasih. Kesel deh gue!

Engga bisa seenak itu bilang, ini ramah lingkungan dan itu engga. Itupun ada standarnya. Ya okelah ada standarnya secara ilmiah, tapi secara alamiah mikir aja ngapain pake barang yang sekali pakai doank? 

"Terus gue belanja pake apa donk? Aaaarrgggghhhh.....ini salah itu salah...BHAY!"

Elo yang bhay! Ini nih kantong yang sesungguhnya ramah lingkungan ....





"Tas beginian mah gue banyak di rumah!"

Kepikiran engga buat dipake naro belanjaan? 

"Lupa sih...hahahha"

Kebiasaan orang tuh pengen dapet barang gratisan tapi engga dimanfaatkan. Bhay. 

Ini tas beginian yang suka elo dapet sebagai goodie bags di acara seminar, pengajian, atau lainnya, bisa dipakai sebagai substitusi kantong plastik yang sekali pakai itu. 

Kalau mau gaya ya beli donk! Masa cicilan henpon 12 bulan bisa, beli tas belanja pakai ulang kagak. Gengsi donk udah kece-kece nentengnya kantong plastik. Wkwkwkwkwkw.

Nih, ya, kenapa gue sebut ini kantong yang ramah lingkungan sesungguhnya...Ini tas engga bakalan elo buang begitu lo beli atau dapet gratisan. Tas beginian lebih awet dan kuat daripada kantong plastik. Kalau sobek, ya jahit aja lagi buat nutupin lubangnya. Gampang kan? 

"Iya juga sih bener yah. Hahaha"

Udah ngerti kan sekarang kudu ngapain kalo engga mau bayar kantong plastik lagi?


 

Sunday, 17 January 2016

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Dukung Kebijakan Kantong Plastik Berbayar

Jakarta (13/01). Petisi #pay4plastic yang digencarkan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) sejak tahun 2013 akhirnya mendapat tanggapan positif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dengan dikeluarkannya surat edaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya nomor SE-06/PSLB3-PS/2015 tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Ritel Modern. Mengikuti surat edaran tersebut, KLHK akan mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar yang diluncurkan bertepatan pada Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2016 mendatang di 17 kota besar.

“Presiden juga telah memberikan atensi khusus terhadap hal ini. Berdasarkan pendalaman masalah di berbagai kota di Indonesia, beliau memerintahkan adanya regulasi yang dapat mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) secara konkret untuk menyelesaikan persoalan sampah beserta percepatannya di tahun 2016 dan 2017,” jelas Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Koordinator Harian GIDKP, Rahyang Nusantara, menyatakan, “Kami mendukung penuh rencana pemerintah menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Akhirnya yang kami cita-citakan menjadi kenyataan. Kami menyadari adanya kebijakan ini perlu diikuti dengan peraturan yang mengikat secara nasional. Oleh karena itu, sebagai organisasi yang menggawangi kampanye Diet Kantong Plastik, kami siap sedia membantu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk dapat beralih sepenuhnya dari ketergantungan pada kantong plastik. Salah satunya adalah sosialisasi kebijakan dan turut mengawasi implementasi kebijakan.” 

Sebagai bagian dari dukungan tersebut, GIDKP mengajak masyarakat untuk terus melakukan aksi nyata dengan melakukan Diet Kantong Plastik setiap hari dan mendukung penerapan kantong plastik berbayar, untuk lingkungan yang bebas dari sampah kantong plastik.

“Jumlah limbah plastik di Indonesia terlalu banyak. Per tahunnya, masyarakat Indonesia menggunakan hampir 10 milyar lembar kantong plastik, dan 95 persennya menjadi sampah. Maka itu, gerakan konsumen macam ini punya potensi besar dalam membawa perubahan,” jelas Siti Nurbaya dalam tanggapan online di halaman petisi #pay4plastic. Petisi dengan jumlah dukungan sebesar 61.023 tanda tangan ini telah diserahterimakan kepada KLHK. 

Penyerahan petisi #pay4plastic dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada 6 Oktober 2015

Sejauh ini, GIDKP juga telah membantu Pemda Bandung untuk mulai melakukan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 17 tahun 2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik sejak 2014. Bandung adalah kota di Indonesia yang pertama kali memiliki aturan pengurangan penggunaan kantong plastik.

Tips Diet Kantong Plastik:
1. Selalu merencanakan jadwal belanja dan menyiapkan tas belanja pakai ulang dari rumah, sehingga bisa menolak kantong plastik saat pengemasan barang belanja di kasir;
2. Selalu siap sedia dengan tas belanja pakai ulang di dalam tas setiap hari;
3. Bila terpaksa menggunakan kantong plastik, jangan langsung dibuang karena bisa disimpan dan dipakai ulang hingga rusak. Atau, dipakai lagi sebagai kantong belanja;
4. Menerapkan pemilahan sampah di rumah;
5. Menyerahkan hasil pemilahan sampah di rumah kepada pengepul/pengelola sampah yang lebih kompeten;
6. Menggunakan karung bekas yang sifatnya bisa dipakai ulang untuk kegiatan kerja bakti/clean up.

Info lebih lanjut: www.dietkantongplastik.info
Sumber: Siaran Pers Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik