Sunday 4 December 2011

Pertemuan Forum Hijau Bandung - Oktober 2011

Forum Hijau Bandung (FHB) rutin mengadakan pertemuan setiap bulannya. Pada bulan Oktober lalu, FHB mengadakan pertemuan rutin di Galeri Padi, Dago, dengan mengusung isu Babakan Siliwangi dan Konferensi Tunza yang baru saja diadakan pada bulan September silam. Dalam pertemuannya kali ini, FHB mengundang narasumber dari salah satu peserta Tunza, Rahyang Nusantara, Aryani Murcahyani dari Bandung Berkebun, dan perwakilan dari Walhi Jawa Barat. Pertemuan ini juga dihadiri partisipan FHB lainnya.

Kesempatan berbagi pertama diberikan kepada Rahyang Nusantara (penulis) yang menceritakan pengalaman selama mengikuti kegiatan Tunza yang dilaksanakan di Sabuga pada 26 September-1 Oktober 2011 lalu. Konferensi Tunza tahun ini mengusung topik Green Economy and Sustaianble Development yang menjadi pendekatan konsep lingkungan mutakhir. Pada konferensi ini, peserta berasal dari anak-anak dan pemuda dari seluruh dunia. Pada kesempatan kali ini, penulis juga memaparkan salah satu sisi negatif dari acara ini yaitu mengenai dosa ekologis. Bisa dibaca disini.

Sesi diskusi pertemuan FHB edisi Oktober 2011


Kesempatan kedua adalah Aryani Murcahyani yang meceritakan keikutsertaan Bandung Berkebun dalam Konferensi Tunza 2011 di Bandung.  Bandung Berkebun sendiri merupakan salah satu pihak pendukung acara ini dalam hal dekorasi  vertical gardening di area Sabuga selama konferensi berlangsung dan juga fasilitator dalam salah satu sesi workshop. Selain itu, Bandung Berkebun juga melakukan aksi Deklarasi urban farming network pada hari terakhir Konferensi Tunza 2011 bertempat di Babakan Siliwangi.

Isu Babakan Siliwangi yang sedang trending di Bandung dan juga dunia juga dibahas oleh perwakilan dari Walhi Jabar. Dalam sesi ini dibahas permasalahan dibalik isu Babakan Siliwangi. Seperti yang kita tahu, Babakan Siliwangi merupakan satu-satunya hutan kota di Bandung yang masih ada. Namun, pemerintah Kota Bandung dan salah satu pihak swasta telah menandatangani kontrak untuk pembangunan restoran disana. Hal ini menggerakkan para pegiat lingkungan Kota Bandung untuk mempertahankan Babakan Siliwangi sampai akhirnya pada tanggal 27 September 2011 lalu, Babakan Siliwangi dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai hutan kota dunia pertama di Indonesia.

Pertemuan kali ini sangat menarik karena berkaitan dengan acara konferensi terbesar di Kota Bandung dan apa manfaatnya bagi keberlangsungan lingkungan di Kota Bandung. Penulis lebih menitik beratkan kepada isu zero waste bahwasanya penyelenggarakan kegiatan sebaiknya bisa menekan dosa-dosa ekologis yang dipaparkan di tulisan sebelumnya. 

No comments: