Thursday, 27 September 2012

Menerapkan Sukarelawan Karyawan di Lingkungan Kerja

Jakarta (26/9). Volunteer-ID bekerja sama dengan BINUS Business School dan VSO (Volunteer Service Organization) Indonesia menyelenggarakan diskusi dwi-bulanan, Volunteer-ID Exchange, yang merupakan forum diskusi terbuka untuk berbagi dan belajar ide baru mengenai kesukarelawanan. Topik yang diangkat pada diskusi kali ini adalah "Inisiatif dan Program Penerapan Sukarelawanan Karyawan". Kegiatan diskusi ini dilakukan pada hari Rabu, 26 September 2012 di Kampus BINUS International, Jakarta Selatan. Pembicara yang hadir dalam diskusi ini adalah Simon Brown yang merupakan Corporate Partnership Manager for Asia Pacific, VSO International dan Mike Silvey yang merupakan Country Director, VSO Indonesia, serta dimoderatori oleh Sita Supomo dari Volunteer-ID. Forum diskusi dengan topik "Employee Volunteering Program: Implementing Employee Volunteering Program" ini dihadiri oleh peserta yang mayoritas berasal dari korporasi besar di Indonesia yang menerapkan program sukarelawan karyawan di masing-masing korporasi. Saya sendiri merupakan perwakilan dari Greeneration Indonesia yang juga menerapkan program ini. 

Sesi pertama diskusi diisi oleh riset oleh Simon Brown dengan studi kasus sukarelawan karyawan di China. Ada sekitar lebih dari 60% korporasi di China menerapkan sistem ini. Mayoritas bidang yang digeluti oleh para sukarelawan karyawan ini adalah bidang pendidikan dan target utamanya mayoritas anak-anak. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ada gap yang cukup dalam antara program sukarelawan karyawan di korporasi dan NGOs. Kemudian, sesi kedua adalah small group discussion dengan menganalisis kondisi di Indonesia tentang opportunities (peluang-peluang) yang dimiliki Indonesia dalam menerapkan program sukarelawan karyawan, challanges (tantangan-tantangan) yang mungkin akan dihadapi bila menerapkan program sukarelawan karyawan, dan peran serta masing-masing sektor (pemerintah, swasta, dan NGO) dalam mewujudkan program sukarelawan karyawan. 

Suasana diskusi kelompok (Dokumentasi Rahyang Nusantara, 2012)
Dari hasil diskusi kelompok kecil ini, para peserta sepakat bahwa opportunities (peluang-peluang) yang dimiliki Indonesia banyak sekali. Selain sumber daya manusia yang banyak, persentase masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan juga masih banyak. Potensi ini menjadi peluang yang baik untuk korporasi dalam membuat program pembangunan berkelanjutan di daerah. Isu kesukarelawanan saat ini menjadi suatu trend isu yang berkembang dan banyak dibicarakan dalam masyarakat. Kemudian, challanges (tantangan-tantangan) yang mungkin akan dihadapi adalah mobilisasi dan kemacetan yang terjadi di kota-kota besar yang bisa mempersulit pergerakan program sukarelawan karyawan. Aturan-aturan dalam kebijakan perusahaan pun menjadi hal yang cukup seru saat diskusi. Kebijakan yang dikeluarkan perusahaan akan memperjelas program dan komitmen perusahaan terhadap program sukarelawan karyawan ini. Isu lain yang dibicarakan adalah waktu kerja karyawan yang cukup sibuk dengan urusan kantor. Peran serta masing-masing sektor (pemerintah, swasta, dan NGO) dalam mewujudkan program sukarelawan karyawan juga menjadi hal yang sangat penting. Setiap lembaga/perusahaan punya common interest/kepentingannya masing-masing dan bisa dikolaborasikan satu sama lain. Seperti misalnya sektor pemerintah bisa menjadi pengatur regulasi mengenai sukarelawan karyawan dan penyedia sumber daya infrastruktur, sektor swasta menjadi sumber daya dana dan manusia, dan NGO menjadi fasilitator dan juga sumber daya manusia (relawan). 

Sesi selanjutnya adalah sesi diskusi kelompok kecil dengan topik "Moving forward", lanjutan dari analisis keadaan di Indonesia. Hal-hal yang didiskusikan dalam topik ini adalah kebutuhan spesifik yang dibutuhkan di Indonesia, bagaimana masing-masing lembaga mendukung program, dan dukungan lain yang dibutuhkan lembaga. Dari hasil diskusi, kebutuhan spesifik yang dibutuhkan adalah kebijakan, aturan-aturan, dan pedoman dalam lembaga/perusahaan mengenai manajemen sukarelawan karyawan ini. Selain itu, forum diskusi dibutuhkan untuk saling bertukar ide dan pengalaman masing-masing pelaku sukarelawan karyawan. Selain itu, lembaga/perusahaan terkait juga harus mendukung program sukarelawan karyawan ini dengan memulai membuat kebijakan yang bisa sesuai dengan skill masing-masing karyawan. Karena kegiatan sukarelawan ini merupakan profesi yang berkaitan dengan passion, lembaga/perusahaan yang mengembangkan program ini juga harus bekerja dengan hati. Lembaga/perusahaan pun perlu dukungan dari luar yang bisa berupa recognition, sistem perlindungan kepada relawan, dan juga forum diskusi yang saling menguatkan satu sama lain. 

Suasana diskusi (Dokumentasi Rahyang Nusantara, 2012)
Di akhir sesi, muncul ide untuk berkegiatan relawan bersama pada momentum Hari Relawan Internasional, yaitu pada tanggal 5 Desember. Ide yang muncul ini bertujuan untuk memunculkan isu sukarelawan karyawan kepada orang banyak. Kegiatan yang dilakukan pun sesuai dengan program yang dibuat oleh masing-masing lembaga/perusahaan. Ide ini juga muncul untuk menguatkan jaringan relawan se-Indonesia untuk saling berkomunikasi dan bertukar ide. 

Peserta Volunteer-ID Exchange (Dokumentasi Sita Supomo/Volunteer-ID, 2012)



No comments: