Thursday 21 August 2014

Cantiknya Keanekaragaman Hayati

Tadinya aku tidak akan hadir ke Markinon (Mari Kita Nonton) dari YPBB. Rada males sih, tapi akhirnya aku memutuskan untuk menghadirinya. Penasaran juga melihat cara kerja solar energy yang digunakan untuk menonton (tapi pada akhirnya tidak berfungsi karena kehabisan daya hehehe). 

---

Bulan lalu, aku yang menjadi moderator untuk Markinon dengan judul film "Story of Stuff", kali ini moderatornya the legend Anilawati dengan film "Dirt!". Dirt! ini bercerita tentang tanah dan segala macam manfaatnya bagi makhluk hidup. Salah satu narasumber di film tersebut adalah Vandana Shiva. Sebelumnya, aku tidak kenal dengan tokoh ini (jarang baca!).

Beberapa hari sebelumnya, aku mendapat undangan dari The Body Shop Indonesia untuk menghadiri makan malam bersama Vandana Shiva, seorang aktivis lingkungan tingkat dunia dengan fokus isu di eco-agriculture dan eco-feminism. Kemudian, aku melihatnya pertama kali di film Dirt! Jodoh kali yah akan bertemu dengan beliau, akhirnya hari Senin (18 Agustus) lalu, aku bertemu langsung dengan beliau di acara makan malam bersama Yayasan Kehati dan The Body Shop Indonesia tersebut. 

Makan malam saat itu dilengkapi juga dengan sesi talkshow dengan Vandana Shiva yang mengangkat topik "Biodiversity and Life". Sesi talkshow ini dimoderatori oleh Wimar Witoelar. Well, she's such an inspiring woman! Menurut beliau, keanekaragaman hayati tidak melulu mengenai banyaknya spesies yang beragam, bukan hanya mengenai "museum" hidup, tetapi mengenai konsep dasar jalan hidup, hubungan timbal balik yang saling memberi dan saling menerima. Hal ini seperti demokrasi. Menurut beliau, kita belajar demokrasi melalui kesatuan dari keanekaragaman hayati. 

"We learn about democracy from them (biodiversity)," ujar Vandana.

Lebih lanjut, Vandana mengungkapkan bahwa keanekaragaman hayati adalah hal yang mudah untuk mengurangi dampak perubahan iklim, baik secara adaptasi maupun mitigasi, karena keanekaragaman hayati membuat segala sesuatu yang ada di bumi menjadi seimbang. 

"People forget because we used to be consumers," tegas Dr. Vandana Shiva. Karena kita berlaku konsumtif, hal ini berakibat pada rusaknya keanekaragaman hayati. Banyak lahan pertanian ditanamai tanaman monokultur yang mengakibatkan rusaknya struktur tanah dan mikroorganisme di dalamnya. 

Padahal, Vandana menyatakan, "you can't create uglyness from biodiversity, because they are beauty". Yup, benar sekali. Tak ada yang lebih cantik dari keanekaragaman hayati yang ada di bumi. 

ki-ka: Vandana Shiva, Wimar Witoelar, Suzy Hutomo


---

Banyak bonus dari pertemuan ini. Selain aku bisa foto bareng dengan Dr. Vandana Shiva, aku pun akhirnya bisa bertemu dengan idola sepanjang masa, Ibu Suzy Hutomo, CEO The Body Shop Indonesia, dan bonus lainnya adalah bertemu, mengobrol, dan foto bersama Ibu Martha Tilaar :)

*Juga bertemu dengan idola sepanjang masa lainnya, Nadine Zamira. Ketemu juga dengan Pembina Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Agus Sari. Malam itu adalah malam pertemuan para aktivis lingkungan papan atas :)

Foto bersama Vandana Shiva

Foto bersama Martha Tilaar

Foto bersama Suzy Hutomo dan Verena

No comments: