Saturday 28 June 2014

Nodong Donasi

Give more, earn more. Aku sepakat dengan kalimat itu. Jika kita memberi banyak (dalam artian menjadi manfaat untuk orang lain), kitapun akan menerima balasan yang setimpal. Tak ada yang salah dengan memberi. Justru sangat dianjurkan untuk saling memberi. Berbagi kebaikan. Salah satunya berdonasi, baik berupa uang ataupun tenaga (menjadi relawan). Aku seorang relawan, tapi tak jarang aku pun berdonasi berupa uang. Namun, yang baru saja aku alami ini membuat aku untuk lebih berhati-hati dengan program donasi yang banyak dilakukan dimana-mana saat ini.



Sebutlah minimarket Indomaret yang berada di dekat kantorku (Jalan Tikukur). Saat itu, aku membeli es krim dan seperti biasanya tidak pernah meminta kantong plastik untuk membawa jajanan saat itu. Aku termasuk yang jarang sekali yang melihat struk setelah berbelanja. Namun, saat itu aku melihat struknya. Ada dua hal yang membuatku kaget: 1. Menolak kantong plastik, tetapi tetap tercetak bahwa ada kantong plastik yang keluar, dan (ini yang lebih mengagetkan) 2. Ada biaya untuk donasi UNICEF yang langsung ditarik, bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu.



Struk Indomaret yang aku terima


Setahuku, donasi itu harus ikhlas dari donaturnya, bukan tiba-tiba ditagih tanpa sepengetahuan donaturnya. Ini sih bukan donasi namanya. Nodong tanpa sepengetahuan konsumen. Bahaya banget. Bayangkan, kalo ada 100 orang per hari (kayaknya sih lebih!) mendonasikan Rp100,- dikalikan 8000 toko yang ada di seluruh Indonesia, dalam sehari Indomaret bisa mengumpulkan Rp80.000.000,- dalam sehari untuk UNICEF! Bayangkan dalam sebulan! Gila….subhanallah banget donasi yang terkumpul untuk program UNICEF ini. Eitss…. Tapi tunggu, apakah bener semua konsumen Indomaret tahu program ini dan mendapatkan informasi sebelum menarik Rp100,- untuk donasi? Belum tentu, ya aku ini korbannya.



Akupun karena kesal dan penasaran dengan apa reaksi Indomaret tentang ini, akhirnya aku posting foto struk di atas dan mention @Indomaret dengan caption “Jajan kemarin di Indomaret , udah nolak pake kantong plastik tp tetep ditulis. Yg lebih aneh adalah DONASI UNICEF YANG GA BILANG DULU.”



Eh, ternyata langsung direspons oleh Indomaret lewat akun @KontakIndomaret seperti berikut.


Respons Indomaret melalui Twitter


Ini bukan perkara uang dikembalikan, tetapi perkara jujur untuk donasi, terlebih lagi ini program sosial. Aku ini pekerja sosial, organisasiku butuh dana dari donator, tetapi tidak begini juga. Ada cara-cara yang lebih baik lagi. Namun, respons Indomaret terhadap komentasku ini cukup bijak. Semoga ke depannya tidak begini lagi. Kalau suatu perusahaan tidak mengerti konsumennya, lama kelamaan mereka akan ditinggal konsumen. Untuk UNICEF pun perlu untuk dilakukan pengontrolan terhadap donasi yang didapat.


Terlebih lagi, donasi yang disebut oleh UNICEF di website adalah uang kembalian konsumen.



Respons Indomaret terhadap pengaduan konsumen terkait donasi


Intermezzo dari minimarket lain, sebut saja Alfamart di daerah Jalan Braga ini. Selain memiliki tanda “Stop Kantong Plastik”, tidak ada tulisan kantong plastik yang dikeluarkan pada struk dan donasi.


Tanda informasi untuk konsumen dalam mengurangi penggunaan kantong plastik
 
Struk Alfamart tanpa mencantumkan kantong plastik dan donasi

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan!




3 comments:

Skylarikaz said...

Wowww. .bukan cm saya ternyata... ;)

Unknown said...

Kayaknya semua orang punya pengalaman kayak gini hehehe

Cara Berhenti Donasi Unicef said...

Pak kalau mau berhenti berdonasi unicef gampang bapak tinggal telpon call center unicef indonesia, bisa lihat panduannya di

Cara Berhenti Donasi Unicef