Monday, 27 October 2014

The Jakarta Stay - part 1

Gue: "Mpok, lihat itu ada lampu ruang tamu bisa jalan"
Mpok: "Mane??"
Gue: "Itu liat ke depan, lagi jalan"
Mpok: "Hahahaha...!"

Lagi di acara Bazaar Fashion Festival 2014. Gue dan Mpok dapet invitation buat ke runway-nya Luwi Saluadji. Sementara gue dandanan ngampus, mereka semua paripurna.


----


Gue: "Tadi tuh di APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) ada ibu gitu yang gak ngerti cara make kartu Flazz BCA buat di busway. Kasian deh, dia engga bawa uang tunai."
Nonoz: "Kasian gitu."
Gue: "Menurut gue, bagus lho sistemnya jadi mengurangi antrian tiket, cuma aja sosialisasinya itu kurang. Gue sering liat orang-orang yang engga tahu, akhirnya kepaksa beli kartu itu yang harganya cukup mahal (Rp40.000,-. Dengan rincian: Rp20.000,- harga kartu dan Rp20.000,- untuk saldo). Gak semua orang Jakarta berkecukupan dan paham dengan teknologi e-money gitu kan.
Nonoz: "Iya sih bener. Kan gak semua orang pinter kayak kita."
Gue: "(dalam hati pengen noyor). Kan kasian yang mereka duitnya pas-pasan terus kepaksa harus beli kartu, belum tentu mereka tiap hari pakai TransJakarta, kalau cuma sekali-kali atau jarang kan sayang banget Rp40.000,- buat beli kartu, mening buat beli kebutuhan pangan sehari-hari."

Mengomentari sistem pembayaran di busway yang belum tersosialisasi dengan baik. Perlu memerlukan agency communication kayaknya. Pak pak, aku aja sini lah bisa bantu sosialisasi, harga nego!


----


Supir Kopaja: "(manggil temennya yang kondektur) Ada anak (maaf) PA nih! (tangannya sambil mengikuti gerakan tangan anak itu)"
Kondektur: "Hahahaha (sambil mintain ongkos)."
Supir Kopaja: "Turun lu sana!"
Gue: "Kiri-kiri, Pak!"
Anak: (pindah ke belakang)

Perlu direvolusi mental nih supir kopaja dan kondekturnya. Ga sepantasnya menghakimi anak-anak berkebutuhan khusus. Pak supir, meningan lo bersihin itu bis yang kotornya sekotor bibir lo! Astaghfirullah, aku menghakimi Bapak!


----

No comments: